26 Desember 2004 pagi
yang cerah di Aceh tiba-tiba saja menjadi bencana mengerikan ketika
gelombang besar dari laut atau tsunami meluluhlantakkan segala hal yang
ada dibibir pantai. Ratusan ribu nyawa melayang dan nasib ratusan ribu
rakyat lainnya mengenaskan akibat kehilangan harta benda dan keluarga
yang menopang hidup.
Ditempat lain beberapa minggu sebelumnya,
tepatnya di Masjid Agung Demak, H Sulaiman, asisten Gus Dur
diperintahkan melalui telepon untuk membuka-buka Al Qur’an dan membaca
ayat tepat di halaman yang dibuka tersebut.
Halaman yang terbuka
waktu itu adalah surat Nuh, yang menceritakan tentang banjir besar yang
melanda dan menghabiskan umat nabi Nuh yang ingkar terhadap Allah.
Sulaiman
pun bertanya kepada Gus Dur tentang makna atas surat dalam Al Qur’an
yang dibacanya tersebut. “Akan ada bencana besar yang menimpa
Indonesia,” kata Gus Dur, tetapi tidak menyebutkan secara detail dimana
dan kapan, serta bentuk bencananya seperti apa. Sulaiman pun terdiam
mendengan penjelasan tersebut dan tidak banyak berkomentar.
Benar
saja, tak berselang lama, tsunami yang diakibatkan oleh gempa
berkekuatan 8.9 skala richter, yang berkolasi di Samudera Indonesia, 32
km di dekat Meulaboh Aceh menghebohkan dunia dan menimbulkan korban
lebih dari 200 ribu jiwa.
Kesedihan pun melanda bangsa Indonesia,
dan secara bersama-sama semuanya bahu-membahu memberikan bantuan yang
diperlukan sesuai dengan kemampuannya masing-masing untuk mengurangi
penderitaan para korban serta melakukan upaya pemulihan.
Setelah kejadian tersebut, Sulaiman kembali mendiskusikan masalah bacaan surat Nuh dan bencana tsunami Aceh dengan Gus Dur.
“Ini merupakan peringatan Allah bagi orang Aceh dan bangsa Indonesia,” katanya.
Konflik
di Aceh berupa keinginan sebagian masyarakat untuk memisahkan diri dari
NKRI telah menimbulkan ribuan korban nyawa selama puluhan tahun.
Berbagai upaya penyelesaian telah dilakukan, tetapi tak membuahkan hasil
dan rakyat terus menderita. Masing-masing pihak tidak mau berkompromi
untuk kepentingan rakyat banyak.
Peringatan dari Allah ternyata
manjur. Upaya mediasi yang sebelumnya sulit dilakukan ternyata bisa
berjalan dengan baik dan menghasilkan perjanjian damai yang berlangsung
sampai saat ini.
Sumber/NU Online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar